Like A Dragon: Yakuza Live Action Akan Tayang di Amazon Prime!

Para penggemar seri game Yakuza bersiaplah! Sebuah adaptasi live-action dari game “Like a Dragon: Ishin!” akan hadir di Amazon Prime Video. Serial ini akan disutradarai oleh Koji Yamamura, sutradara di balik film “The Suicide Squad” dan “Tokyo Ghoul”.

Pemeran:

  • Ryoma Takeuchi sebagai Kazuma Kiryu
  • Shohei Matsuda sebagai Majima Goro
  • Ayame Misaki sebagai Makoto Majima
  • Takanori Nishikawa sebagai Ryuji Goda
  • Kenichi Endou sebagai Daizo Dojima
  • Tatsuya Fujiwara sebagai Masayoshi Tanimura
  • Tsutomu Yamazaki sebagai Shintaro Kazama
  • Riki Takeuchi sebagai Yasuo Kurosawa
  • Yuta Kido sebagai Shin Kiryu
  • Nana Komatsu sebagai Haruka Sawamura
  • Nagisa Seki sebagai Yumi Sawamura
  • Masahiro Motoki sebagai Joji Yamazaki
  • Akira Nakagawa sebagai Shun Akiyama
  • Daisuke Ebara sebagai Tetsuya Nishida
  • Hiroaki Onishi sebagai Yasushi Kurosawa
  • Masaya Kato sebagai Taizo Nishikiyama
  • Takayuki Suzuki sebagai Akira Nishino
  • Kazuki Kitamura sebagai Ryuichi Kurosawa

Tanggal Rilis:

Serial ini dijadwalkan untuk rilis pada musim gugur 2024 di Amazon Prime Video.

Informasi Lainnya:

  • Serial ini akan diadaptasi dari game “Like a Dragon: Ishin!”, yang merupakan prekuel dari seri Yakuza.
  • Serial ini akan berlatar di Jepang pada tahun 1860-an, di era Bakumatsu.
  • Cerita akan mengikuti Kazuma Kiryu, seorang yakuza yang berusaha untuk menghentikan perang saudara.
  • Serial ini akan menampilkan adegan aksi yang seru dan drama kriminal yang menegangkan.

Sumber:

Kesimpulan:

Adaptasi live-action dari “Like a Dragon: Ishin!” ini pasti akan menjadi tontonan yang menarik bagi para penggemar seri Yakuza. Dengan sutradara dan aktor yang berbakat, serial ini berpotensi untuk menjadi salah satu adaptasi video game terbaik yang pernah dibuat.

Pojok Gamers Gaming Content

Hiroyuki Sanada Dikabarkan Ikut di Film Live Action Ghost of Tsushima

Aktor kawakan Jepang, Hiroyuki Sanada, dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk bergabung dalam film live action Ghost of Tsushima. Kabar ini dibagikan oleh DanielRPK, seorang leaker terpercaya di industri film, melalui akun Patreonnya.

Sanada dikenal dengan berbagai perannya dalam film dan serial televisi Hollywood, termasuk Wolverine, The Last Samurai, dan Lost. Jika kabar ini benar, Sanada akan menjadi aktor Asia pertama yang berperan dalam film live action Ghost of Tsushima.

Hingga saat ini, belum ada informasi resmi terkait peran yang akan dilakoni Sanada dalam film tersebut. Namun, banyak penggemar yang berspekulasi bahwa ia akan memerankan salah satu karakter penting dalam game, seperti Shimura atau Khotun Khan.

Film live action Ghost of Tsushima disutradarai oleh Takashi Miike, seorang sutradara Jepang yang terkenal dengan film-film aksinya yang brutal. Film ini diproduksi oleh Sony Pictures Entertainment dan PlayStation Productions.

Belum ada tanggal rilis resmi untuk film live action Ghost of Tsushima. Namun, film ini diprediksi akan dirilis pada tahun 2025 atau 2026.

Berikut beberapa informasi tambahan tentang film live action Ghost of Tsushima:

  • Sutradara: Takashi Miike
  • Produser: Alex Gartner, Peter Chernin
  • Penulis skenario: Peter Chen
  • Perusahaan produksi: Sony Pictures Entertainment, PlayStation Productions
  • Tanggal rilis: Belum diketahui

Sumber:

Pojok Gamers Gaming Content

Harga Skin Faker Terlalu Mahal: Kontroversi di Komunitas League of Legends

Baru-baru ini, Riot Games merilis bundle skin untuk menyambut Faker ke dalam Hall of Legends. Bundle ini berisi skin Ahri bertema Faker, beberapa chroma untuk skin T1 Worlds milik Faker, dan berbagai macam item kosmetik lainnya.

Namun, harga bundle ini menuai banyak kritikan dari komunitas League of Legends karena dianggap terlalu mahal. Bundle ini dibanderol dengan harga $450 (sekitar Rp 6.600.000), yang dianggap tidak sepadan dengan apa yang ditawarkan.

Banyak pemain yang berpendapat bahwa harga tersebut terlalu mahal untuk sebuah skin game. Apalagi, skin Ahri sendiri sudah memiliki banyak skin lain yang lebih murah dan berkualitas.

Selain itu, beberapa pemain juga mempertanyakan etika di balik bundle ini. Faker sendiri dikenal sebagai pemain yang rendah hati dan tidak suka menerima donasi berlebihan dari para penggemarnya.

Oleh karena itu, banyak yang merasa bahwa Riot Games memanfaatkan nama Faker untuk meraup keuntungan yang tidak sepadan.

Kritikan terhadap harga bundle ini semakin marak di media sosial, dengan banyak pemain yang menggunakan tagar #NoToFakerBundle untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka.

Riot Games sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait kontroversi ini.

Berikut beberapa alasan mengapa banyak pemain yang menganggap harga bundle Faker terlalu mahal:

  • Harga yang tidak sepadan: $450 adalah harga yang sangat mahal untuk sebuah skin game, bahkan untuk skin legendaris sekalipun.
  • Terdapat banyak skin Ahri lain yang lebih murah: Ahri adalah salah satu champion yang paling populer di League of Legends, dan dia sudah memiliki banyak skin lain yang lebih murah dan berkualitas.
  • Etika yang dipertanyakan: Faker dikenal sebagai pemain yang rendah hati dan tidak suka menerima donasi berlebihan dari para penggemarnya. Oleh karena itu, banyak yang merasa bahwa Riot Games memanfaatkan nama Faker untuk meraup keuntungan yang tidak sepadan.

Meskipun demikian, ada juga beberapa pemain yang membela harga bundle ini:

  • Mendukung Faker: Beberapa pemain membeli bundle ini sebagai bentuk dukungan mereka kepada Faker.
  • Koleksi eksklusif: Bundle ini berisi item kosmetik eksklusif yang tidak bisa didapatkan dengan cara lain.
  • Menyukai skinnya: Beberapa pemain simply suka dengan desain skin Ahri bertema Faker.

Kesimpulannya, kontroversi mengenai harga bundle Faker masih terus berlangsung. Terlepas dari pendapat Anda, penting untuk diingat bahwa ini adalah pilihan pribadi setiap pemain untuk membeli bundle ini atau tidak.

Pojok Gamers Gaming Content

Tanggapan CEO Take-Two Teknologi AI yang Mengamcam Karyawan

CEO Take-Two Interactive, Strauss Zelnick, telah menyuarakan kekhawatirannya tentang potensi dampak negatif dari teknologi AI terhadap industri game. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Zelnick mengatakan bahwa dia percaya AI dapat mengotomatisasi banyak tugas yang saat ini dilakukan oleh karyawan game, yang dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan.

“Saya pikir AI memiliki potensi untuk menjadi kekuatan yang sangat mengganggu dalam industri game,” kata Zelnick. “Ada banyak tugas dalam pengembangan game yang dapat diotomatisasi, dan saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu kita perhatikan dengan serius.”

Zelnick juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa AI dapat digunakan untuk membuat game yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas game secara keseluruhan.

“Saya pikir ada risiko bahwa AI dapat digunakan untuk membuat game yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi, tetapi yang tidak berkualitas tinggi,” kata Zelnick. “Saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu kita berhati-hati.”

Meskipun Zelnick memiliki kekhawatiran tentang AI, dia juga mengakui bahwa teknologi tersebut memiliki potensi untuk digunakan untuk kebaikan. Dia mengatakan bahwa dia percaya AI dapat digunakan untuk membuat game yang lebih imersif dan menarik, dan untuk meningkatkan pengalaman bermain game secara keseluruhan.

“Saya pikir AI juga memiliki potensi untuk menjadi kekuatan yang sangat positif dalam industri game,” kata Zelnick. “Saya pikir itu dapat digunakan untuk membuat game yang lebih imersif dan menarik, dan untuk meningkatkan pengalaman bermain game secara keseluruhan.”

Tanggapan Zelnick terhadap AI telah mendapat tanggapan beragam dari para profesional industri game. Beberapa orang berbagi kekhawatirannya, sementara yang lain lebih optimis tentang potensi AI.

“Saya pikir Strauss Zelnick benar untuk khawatir tentang dampak AI terhadap industri game,” kata seorang pengembang game anonim. “Ada banyak tugas dalam pengembangan game yang dapat diotomatisasi, dan saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu kita perhatikan dengan serius.”

“Namun, saya juga pikir AI memiliki potensi untuk menjadi kekuatan yang sangat positif dalam industri game,” kata pengembang game lainnya. “Saya pikir itu dapat digunakan untuk membuat game yang lebih imersif dan menarik, dan untuk meningkatkan pengalaman bermain game secara keseluruhan.”

Hanya waktu yang akan memberi tahu apa dampak jangka panjang AI terhadap industri game. Namun, jelas bahwa teknologi ini memiliki potensi untuk merevolusi industri dengan cara yang baik dan buruk.

Pojok Gamers Gaming Content

Rumor Perilisan Little Nightmares 3 Tertunda

Baru-baru ini, muncul rumor yang menyebutkan bahwa perilisan game Little Nightmares 3 telah ditunda. Rumor ini beredar setelah akun Twitter resmi Little Nightmares tidak aktif selama beberapa bulan dan tidak ada informasi baru yang dibagikan tentang game tersebut.

Beberapa sumber online menyebutkan bahwa penundaan ini disebabkan oleh Supermassive Games, pengembang game Little Nightmares 3, yang ingin memastikan kualitas game tersebut mencapai standar yang tinggi. Hal ini dirasa penting karena Little Nightmares dan Little Nightmares 2 telah mendapatkan banyak pujian dan memiliki basis penggemar yang besar.

Meskipun belum ada pengumuman resmi dari Bandai Namco Entertainment, penerbit game LN3, rumor penundaan ini cukup meyakinkan. Hal ini karena biasanya, informasi tentang game yang akan segera dirilis akan dibagikan secara lebih aktif.

Sebagai penggemar Little Nightmares, tentu saja berita ini cukup mengecewakan. Namun, penting untuk diingat bahwa penundaan ini dilakukan untuk memastikan game tersebut memberikan pengalaman yang terbaik bagi para pemain.

Berikut beberapa kemungkinan dampak dari penundaan perilisan Little Nightmares 3:

  • Kekecewaan para penggemar: Para penggemar yang telah menantikan perilisan game ini dengan antusias mungkin akan merasa kecewa dengan penundaan ini.
  • Penurunan hype: Penundaan ini dapat menyebabkan hype terhadap game ini menurun.
  • Persaingan yang lebih ketat: Jika game ini dirilis pada tanggal yang lebih lama, kemungkinan akan bersaing dengan game-game baru lainnya yang dirilis pada waktu yang sama.

Meskipun terdapat beberapa dampak negatif, penundaan perilisan Little Nightmares 3 juga memiliki beberapa potensi keuntungan:

  • Kualitas game yang lebih baik Penundaan ini memberikan waktu bagi Supermassive Games untuk menyempurnakan game dan memastikan kualitasnya mencapai standar yang tinggi.
  • Lebih banyak waktu untuk pemasaran: Penundaan ini memberikan lebih banyak waktu bagi Bandai Namco Entertainment untuk memasarkan game ini dan menjangkau lebih banyak pemain potensial.
  • Ekspektasi yang lebih tinggi: Dengan penundaan ini, ekspektasi para penggemar terhadap game ini mungkin akan semakin tinggi.

Secara keseluruhan, penundaan perilisan Little Nightmares 3 adalah hal yang wajar terjadi dalam industri game. Meskipun terdapat beberapa dampak negatif, penundaan ini juga memiliki beberapa potensi keuntungan. Diharapkan dengan penundaan ini, Little Nightmares 3 akan menjadi game yang lebih baik dan memberikan pengalaman yang lebih memuaskan bagi para pemain.

Penting untuk dicatat bahwa semua informasi ini masih berdasarkan rumor dan belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait. Sebaiknya tunggu pengumuman resmi dari Bandai Namco Entertainment untuk mengetahui informasi terbaru tentang perilisan Little Nightmares 3.

Pojok Gamers Gaming Content

Exit mobile version