The Sims 4 Rilis DLC Life and Death Tepat di Halloween

The Sims 4 siap memeriahkan perayaan Halloween dengan merilis DLC terbaru mereka, Life and Death. Ekspansi ini menawarkan segudang konten baru yang akan memberikan pengalaman berbeda kepada para pemain. Seperti apa detail dari DLC yang satu ini?

Menghadirkan Dunia Baru: Ravenwood

Salah satu hal yang selalu dinanti dalam setiap ekspansi The Sims 4 adalah kehadiran world baru, dan Life and Death memperkenalkan Ravenwood, sebuah dunia yang terbagi menjadi tiga neighborhood berbeda:

  1. Crow’s Crossing: Area ini dihuni oleh hantu dan penduduk desa, lengkap dengan berbagai aktivitas mistis. Di sini, pemain bisa bertemu dengan Mysterious Merchant, NPC yang menjual barang-barang misterius seperti peti mati.
  2. Whispering Glen: Neighborhood yang lebih damai dan cocok untuk healing. Tempat ini memiliki pemakaman, perkebunan, serta shrine Tarot Tome, dan terkenal dengan pesta Moon Revelry.
  3. Mourningwale: Tempat ini adalah rumah bagi para hantu dan menjadi area favorit Grim Reaper. Meski terlihat tenang, kemunculan Ghost Train bisa dilihat oleh mereka yang beruntung.

Karier Baru: Grim Reaper dan Undertaker

Selain world baru, Life and Death memperkenalkan dua career path baru. Pemain bisa menjadi Grim Reaper atau Undertaker:

  • Grim Reaper: Dalam karier ini, pemain akan bekerja dengan Grim Reaper untuk memanen jiwa. Pemain akan dilatih untuk menentukan penyebab kematian, memilih siapa yang bisa dihidupkan kembali, serta memenuhi Soul Quota.
  • Undertaker: Karier ini terbagi menjadi dua jalur, yaitu Mortician atau Funeral Director, di mana keduanya berhubungan dengan pengelolaan pemakaman.

Kemunculan Nervous Subject dan Ophelia Specter

Penggemar lama The Sims akan senang mendengar bahwa dua karakter legendaris, Nervous Subject dan Ophelia Specter, akan muncul di DLC ini. Kedua karakter ini terkenal karena lorenya di The Sims 2. Nervous merupakan anak dari manusia dan Grim Reaper, sedangkan Ophelia adalah anak dari pembunuh berantai Olive Specter yang membunuh untuk bertemu Grim Reaper.

Fitur Tambahan di DLC Life and Death

Tak hanya menghadirkan karier dan world baru, Life and Death juga menyediakan berbagai fitur menarik, seperti:

  • Playable Ghost sebagai anggota household
  • Bucket List bagi karakter hantu
  • Kustomisasi tampilan Ghost dan Ghost Power dengan sistem progression
  • Ghost Historian Aspiration dan tiga traits baru: Macabre, Chased by Death, Skeptic
  • Pemakaman yang bisa dikustomisasi

DLC Life and Death akan tersedia pada 31 Oktober 2024, tepat saat perayaan Halloween. Apakah kamu siap menyambutnya?

Remake Metal Gear Solid 1: Tantangan Besar bagi Konami

Proyek remake Metal Gear Solid Delta yang saat ini sedang dikembangkan oleh Konami telah menjadi sorotan banyak penggemar, namun banyak fans juga mengharapkan remake dari Metal Gear Solid pertama. Meski demikian, tampaknya remake dari Metal Gear Solid 1 akan memerlukan waktu yang lebih lama dan lebih kompleks untuk direalisasikan. Apa yang menyebabkan proyek ini menjadi lebih menantang dibandingkan Snake Eater?

Lebih Sulit dari Remake Snake Eater?

Dalam wawancara terbaru dengan Famitsu, produser Metal Gear Solid Noriaki Okamura mengakui bahwa remake dari game lain dalam seri ini, termasuk Metal Gear Solid 1, sangat mungkin terjadi. Namun, ia juga memperingatkan bahwa pengembangan remake ini tidak akan datang dalam waktu dekat. Alasannya? Membuat ulang game klasik seperti Metal Gear Solid 1, serta dua game Metal Gear yang dirilis di platform MSX2 dan NES, memerlukan banyak elemen baru yang harus diciptakan dari awal.

Delta: Remake yang Lebih Akurat dan Simpel

Di sisi lain, Metal Gear Solid Delta: Snake Eater dinilai lebih mudah untuk dibuat ulang. Game ini awalnya merupakan game 3D di platform PlayStation 2, sehingga Konami bisa menggunakan aset-aset yang sudah ada dan memperbaruinya ke versi HD yang lebih modern. Berdasarkan preview awal, remake Snake Eater ini tampak seperti versi satu banding satu dengan game aslinya, dengan hanya sedikit perubahan.

Langkah Konami Selanjutnya untuk Franchise Metal Gear Solid

Saat ini, Konami sedang mempertimbangkan langkah selanjutnya untuk franchise Metal Gear Solid yang telah terbengkalai sejak kepergian Hideo Kojima, pencipta seri ini. Menurut Okamura, langkah selanjutnya akan bergantung pada resepsi terhadap Metal Gear Solid Delta.

Konami tampaknya lebih berfokus pada pelestarian warisan seri MGS daripada melanjutkan cerita baru untuk saat ini. Okamura menegaskan bahwa sebelum semua anggota tim dari versi original meninggalkan studio, mereka perlu memastikan bahwa franchise Metal Gear Solid bisa bertahan untuk 10 atau bahkan 50 tahun ke depan.

Upaya Pelestarian dengan Remaster MGS Master Collection

Selain mengerjakan MGS Delta: Snake Eater, Konami juga melestarikan franchise ini dengan merilis MGS Master Collection Volume 1, yang mencakup Metal Gear 1 dan 2, serta MGS 1, 2, dan 3. Volume 2 dari koleksi ini juga sedang dalam tahap pengerjaan, dan akan mencakup Metal Gear Solid 4.

Meskipun remake dari Metal Gear Solid 1 masih menjadi tantangan besar, Konami tetap berkomitmen untuk menjaga warisan franchise ini agar tetap hidup dan relevan di masa mendatang. Fans pun harus bersabar menunggu perkembangan selanjutnya untuk melihat bagaimana Metal Gear Solid akan berkembang di tangan Konami.

Mode Co-op Assassin’s Creed Shadows: Fitur Baru yang Dinanti

Ubisoft baru-baru ini mengumumkan bahwa peluncuran game Assassin’s Creed Shadows diundur hingga tahun 2025. Penundaan ini dilakukan untuk memberikan waktu lebih bagi tim pengembang dalam memoles dan menyempurnakan pengalaman bermain saat game resmi dirilis. Namun, meskipun terjadi penundaan, Ubisoft membawa kabar baik terkait pengembangan fitur terbaru dalam game tersebut, yakni mode Co-op, yang saat ini sedang dikerjakan dan direncanakan hadir setelah rilis.

Pengembangan Mode Co-op Assassin’s Creed Shadows

Menurut laporan dari Insider Gaming, Ubisoft sedang mengembangkan mode Co-op untuk Assassin’s Creed Shadows, yang dikenal dengan nama kode LEAGUE. Mode ini memberikan kesempatan bagi pemain untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan dalam game, memperluas pengalaman bermain dengan menambahkan elemen kerja sama tim.

Pengembangan mode Co-op ini sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum pengumuman penundaan perilisan Shadows. Oleh karena itu, penambahan mode ini bukan merupakan keputusan yang diambil sebagai respons langsung terhadap penundaan. Namun, informasi detail mengenai kapan mode ini akan dirilis masih belum jelas, meski diperkirakan akan hadir setelah perilisan game utama.

Gambaran Mode Co-op Assassin’s Creed Shadows

Meskipun rincian lengkap mengenai mode Co-op ini belum dirilis, beberapa informasi awal menyebutkan bahwa pemain akan bisa mengendalikan dua karakter utama, Naoe dan Yasuke, yang akan bertarung bersama dalam mode ini. Setiap pemain dapat menggunakan kemampuan unik dari masing-masing karakter, memberikan variasi dalam strategi permainan. Dengan demikian, ini diharapkan membawa dimensi baru para penggemar Assassin’s Creed yang ingin merasakan aksi lebih intens bersama teman-teman mereka.

Proyek Assassin’s Creed Lainnya

Selain pengembangan mode Co-op di Assassin’s Creed Shadows, Ubisoft juga memiliki beberapa proyek multiplayer lainnya yang tengah digarap. Salah satunya adalah Assassin’s Creed Invictus, yang akan menjadi game penuh multiplayer dan direncanakan rilis pada tahun 2025. Invictus diharapkan membawa pengalaman bermain multiplayer yang lebih mendalam dan berbeda dari game Assassin’s Creed lainnya.

Tak hanya itu, Ubisoft juga dikabarkan sedang mengerjakan Project Obsidian, yang diyakini merupakan remake dari Assassin’s Creed Black Flag, serta Project Hexe, sebuah game yang dianggap sebagai game Assassin’s Creed paling gelap yang pernah dikembangkan. Kedua proyek ini menjadi bagian dari ambisi besar Ubisoft dalam memperluas dunia Assassin’s Creed dengan berbagai gaya permainan dan cerita.

Penantian Penuh Antusias

Bagi para penggemar Assassin’s Creed, penundaan Assassin’s Creed Shadows mungkin terasa mengecewakan. Namun, kehadiran mode Co-op yang sedang dikembangkan ini memberikan harapan baru. Dengan kemampuan untuk bertarung bersama dalam dunia Shadows, para pemain bisa merasakan petualangan yang lebih seru dan mendalam, sekaligus menikmati pengalaman multiplayer yang ditawarkan Ubisoft.

Kini, kita hanya bisa menantikan perilisan Assassin’s Creed Shadows di tahun 2025 dan melihat bagaimana mode Co-op akan memberikan pengalaman baru yang menarik dalam franchise legendaris ini.

Red Barrels Kena Serangan Hacker: Imbas pada Data Outlast

Baru-baru ini, Red Barrels, developer di balik game horor psikologi Outlast, mengalami peretasan data yang mengkhawatirkan. Serangan siber ini berdampak pada operasi pengembangan game dan keamanan informasi internal perusahaan. Berikut detail dari insiden ini.

Serangan Siber terhadap Red Barrels

Pada Rabu, 2 Oktober, Red Barrels mengonfirmasi adanya serangan siber yang berhasil menembus sistem mereka. Serangan ini memicu keprihatinan serius karena berpotensi membahayakan keamanan data perusahaan, termasuk informasi penting terkait pengembangan game Outlast. Tak lama setelah serangan terdeteksi, tim internal mereka langsung bergerak cepat untuk mengamankan data dan mencegah kerugian lebih lanjut.

Tindakan Cepat dan Penyelidikan Ahli

Menanggapi serangan tersebut, Red Barrels bekerja sama dengan tim ahli keamanan siber eksternal untuk melakukan investigasi mendalam. Para ahli ini diberi mandat untuk mengidentifikasi bagaimana serangan terjadi dan sejauh mana kerugian yang dialami. Selain itu, perusahaan telah menghubungi pihak berwenang untuk melaporkan insiden ini dan melindungi pihak-pihak yang mungkin terkena dampaknya.

Meskipun serangan ini berhasil diatasi dengan aman, Red Barrels mengakui bahwa dampaknya cukup signifikan terhadap pengembangan proyek mereka dan kerahasiaan data perusahaan. Serangan ini mengganggu ritme kerja studio dan berdampak pada karyawan serta proses pengembangan game yang sedang berjalan.

Detail Data yang Dicuri Dirahasiakan

Meskipun mengonfirmasi adanya serangan dan dampaknya, Red Barrels tidak merinci secara spesifik data apa saja yang telah dicuri oleh hacker. Namun, menurut laporan dari Insider Gaming, hacker tampaknya telah berhasil mengakses berbagai informasi sensitif, termasuk kode sumber game, data pembuatan game, informasi sumber daya manusia, hingga informasi keuangan perusahaan seperti kartu kredit.

Hingga saat ini, akun media sosial resmi Red Barrels, termasuk akun X (sebelumnya Twitter), telah dilindungi untuk menjaga keamanan lebih lanjut. Mereka juga telah mengambil langkah-langkah pencegahan guna menghindari potensi kebocoran data tambahan di masa mendatang.

Dampak dan Implikasi Keamanan Siber

Kasus peretasan ini mengingatkan bahwa tidak hanya perusahaan besar, tetapi juga studio pengembang game seperti Red Barrels, dapat menjadi target serangan siber. Keamanan data menjadi hal yang semakin krusial, terutama bagi perusahaan yang terlibat dalam industri kreatif seperti pengembangan game, yang sering menyimpan berbagai informasi rahasia terkait produk dan karyawan.

Peretasan ini juga berdampak pada proses pengembangan game Outlast dan menambah tantangan bagi studio. Namun, Red Barrels tampaknya tetap berusaha untuk melindungi data serta mengamankan proyek mereka agar tidak terganggu secara signifikan.

Kesimpulan

Serangan siber terhadap Red Barrels adalah peringatan bagi industri game dan perusahaan lain untuk selalu memperkuat sistem keamanan siber mereka. Red Barrels telah merespons dengan cepat dan berkolaborasi dengan para ahli untuk memastikan insiden ini tidak berkembang lebih parah. Walaupun dampak dari serangan ini masih dirasakan, perusahaan telah mengambil langkah penting untuk melindungi data mereka dan melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib.

Bagaimana pendapatmu tentang serangan ini? Apakah industri game cukup terlindungi dari ancaman siber?

 

Mode 2v8 Dead by Daylight Kembali: Siapkah Kamu Bertahan?

Pada 25 Juli lalu, Behaviour Interactive, developer di balik Dead by Daylight (DBD), mengumumkan mode 2v8 yang sempat menjadi mode terbatas (limited-time) dalam game. Mode ini membawa keseruan baru dengan memungkinkan 8 pemain berperan sebagai Survivor dan 2 pemain berperan sebagai Killer, menciptakan tantangan dan pengalaman bermain yang lebih intens. Para pemain sangat antusias dengan mode ini hingga meminta developer untuk mempertimbangkan menjadikannya permanen.

Melihat tingginya antusiasme dan permintaan dari komunitas, developer sempat memperpanjang durasi mode 2v8 hingga 15 Agustus. Namun, setelah itu, mode tersebut akhirnya ditarik dari permainan, meninggalkan banyak pemain yang berharap akan kembalinya mode ini.

Kembalinya Mode 2v8 pada November

Kabar baiknya, Dead by Daylight telah mengumumkan bahwa mode 2v8 akan kembali pada 12 November 2024. Mode ini hanya akan tersedia selama 15 hari, dari 12 November hingga 26 November, sebelum kembali ditutup. Para penggemar mode ini tentu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk kembali merasakan sensasi bertahan hidup dari dua Killer secara bersamaan.

Yang menarik, kembalinya mode 2v8 kali ini tidaklah sama dengan versi sebelumnya. Developer telah mendengarkan feedback dari komunitas pemain dan melakukan sejumlah pembaruan untuk membuat gameplay lebih seimbang dan menyenangkan.

Pembaruan dalam Mode 2v8

Dalam versi terbaru ini, para pemain dapat memilih dari beberapa Killer ikonik DBD, termasuk The Trapper, The Wraith, The Hillbilly, The Nurse, The Huntress, The Blight, The Spirit, dan The Deathslinger. Selain itu, semua Survivor yang tersedia dalam game dapat dimainkan dalam mode 2v8, memberikan variasi strategi bagi pemain.

Peta yang dapat dimainkan juga mengalami perubahan. Dua peta baru untuk mode 2v8 akan tersedia, yaitu Yamaoka Estate dan Grave of Glendlae, bersama peta lain yang sudah ada dalam Realms mode.

Kelas dan Kemampuan Baru untuk Survivor dan Killer

Selain pembaruan pada peta dan karakter, Dead by Daylight menghadirkan Active Abilities baru untuk para Survivor serta peningkatan pada Unlock Abilities. Setiap Class Survivor seperti Guide, Medic, Escapist, dan Scout akan mendapatkan akses ke dua Unique Abilities, memberikan keunggulan unik yang dapat membantu tim mereka bertahan hidup dari ancaman Killer. Unlock Abilities juga telah ditingkatkan untuk memberi setiap Class Survivor lebih banyak keunggulan dalam menghadapi musuh.

Para Killer juga dibedakan menjadi empat Class baru, yang masing-masing memiliki keahlian khusus dalam berburu Survivor. Berikut adalah pembagian Class Killer dalam mode 2v8:

  • Shadow: Killer yang dapat bergerak diam-diam untuk menyergap Survivor.
  • Brute: Killer yang fokus pada serangan tanpa henti saat mengejar target.
  • Enforcer: Spesialis dalam melumpuhkan Survivor yang terluka.
  • Fearmonger: Killer yang mampu meningkatkan pergerakan di seluruh peta untuk membantu sesama Killer.

Apakah Mode 2v8 Akan Jadi Mode Permanen?

Meski saat ini mode 2v8 masih bersifat terbatas waktu, pembaruan dan perbaikan yang dilakukan oleh developer menunjukkan bahwa mereka serius mendengarkan para pemain. Banyak penggemar berharap bahwa mode ini pada akhirnya akan menjadi fitur permanen di masa mendatang. Mengingat betapa populernya mode ini sejak pertama kali diluncurkan.

Dengan berbagai pembaruan yang dilakukan, mode 2v8 di Dead by Daylight kali ini menawarkan pengalaman yang lebih seru dan strategis, baik bagi Survivor maupun Killer. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba mode ini pada 12 November mendatang!

Exit mobile version