Tokopedia Card Bermasalah, Keluhan Pengguna Melonjak

Baru-baru ini, sejumlah pengguna Tokopedia Card mengungkapkan keluhan tentang tagihan yang tidak sesuai melalui media sosial. Masalah yang dilaporkan termasuk munculnya tagihan yang tidak diketahui, perubahan cicilan menjadi pembayaran penuh, dan nominal cicilan yang lebih tinggi dari seharusnya.

Salah satu contoh, seorang pengguna menemukan tagihan besar tanpa melakukan transaksi pada Oktober 2024. Setelah diselidiki, ternyata transaksi itu berasal dari September dan seharusnya sudah dibatalkan. Selain itu, ada laporan dari pengguna yang mengalami masalah pada cicilan 12 bulan yang mendadak diminta dibayar penuh.

Permasalahan lain juga muncul terkait kesalahan dalam nominal pembayaran cicilan. Beberapa pengguna mengungkapkan bahwa transaksi yang seharusnya dicicil selama 12 bulan mengalami kenaikan biaya yang tidak sesuai dengan perjanjian awal. Salah satu contohnya, seorang pengguna melaporkan cicilan sebesar 30 juta Rupiah tiba-tiba berubah menjadi 37 juta Rupiah tanpa pemberitahuan yang jelas.

Solusi yang Sulit Didapatkan

Pengguna yang mengalami kendala ini telah melaporkan masalahnya ke layanan pelanggan Tokopedia Care, namun keluhan tersebut belum mendapat tanggapan yang memuaskan. Sebagian pengguna merasa komunikasi dengan CS Tokopedia tidak efektif, seperti berbicara dengan tembok karena tidak adanya solusi konkret yang diberikan.

Banyak dari mereka terpaksa menghubungi pihak Bank BRI secara langsung untuk mencari solusi, karena Tokopedia dinilai kurang cepat dalam menangani masalah ini. Beberapa netizen menyarankan agar pengguna lain langsung berkomunikasi dengan pihak bank untuk penyelesaian yang lebih cepat, ketimbang terus menunggu respons dari pihak Tokopedia.

Apakah Anda salah satu yang mengalami masalah serupa? Bagi sebagian pengguna, ini adalah pengalaman yang cukup menyulitkan, terutama mengingat Tokopedia Card seharusnya memberikan kemudahan dalam bertransaksi, bukan malah menambah beban dengan masalah tagihan yang membingungkan.

Artikel ini merangkum keluhan utama pengguna terkait masalah Tokopedia Card yang sedang ramai dibicarakan di media sosial. Untuk mereka yang terkena dampak, penting untuk mengetahui langkah-langkah yang bisa diambil guna mengatasi permasalahan tersebut.

Snapdragon 8 Elite Tembus Rekor 3 Juta di Antutu

Qualcomm resmi memperkenalkan chipset terkuatnya, Snapdragon 8 Elite, pada minggu ketiga Oktober. Chipset ini mencatat skor impresif 3 juta di Antutu, diuji pada Realme GT7 Pro. Snapdragon 8 Elite menjadi chipset pertama yang mencapai pencapaian ini, mengungguli Mediatek Dimensity 9400 (2.88 juta) dan Apple A18 Pro (1.65 juta).

Chipset ini hadir dalam dua versi, dengan kecepatan core hingga 4.32GHz dan dipasangkan dengan GPU Adreno 830. Qualcomm memproduksi Snapdragon 8 Elite dengan teknologi fabrikasi 3nm TSMC, memastikan kinerja maksimal dan efisiensi daya yang luar biasa.

Snapdragon 8 Elite: Prosesor Terkuat di Kelasnya

Chipset ini membawa konfigurasi CPU yang sangat bertenaga: dua core berkecepatan tinggi hingga 4.32GHz dan enam core berkecepatan 2.78GHz. Keunggulan ini memposisikannya di atas kompetitor utama seperti Mediatek dan Apple, terutama dalam hal kemampuan multitasking dan grafis.

Keunggulan lain dari Snapdragon 8 Elite adalah efisiensi daya yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Dengan fabrikasi 3nm, chipset ini tidak hanya menawarkan kinerja puncak tetapi juga menjaga suhu tetap rendah, membuatnya ideal untuk penggunaan intensif seperti gaming dan aplikasi berat lainnya.

Kinerja GPU Adreno 830

Selain CPU yang kuat, Snapdragon 8 Elite didukung oleh GPU Adreno 830, yang memberikan kinerja grafis terbaik di kelasnya. Chipset ini dirancang untuk menghadapi game AAA terbaru dengan visual intens, sehingga sangat cocok bagi para gamer yang menginginkan pengalaman grafis terbaik di perangkat mobile.

Masa Depan Snapdragon 8 Elite

Dengan skor Antutu yang menembus 3 juta, Qualcomm Snapdragon 8 Elite menetapkan standar baru untuk chipset mobile. Dalam waktu dekat, chipset ini diperkirakan akan digunakan oleh berbagai smartphone flagship, memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna dalam hal kecepatan, grafis, dan efisiensi daya.

Kesimpulan Qualcomm Snapdragon 8 Elite mengukuhkan posisinya sebagai chipset mobile terkuat saat ini. Dengan skor Antutu yang menembus 3 juta, CPU berkinerja tinggi, dan GPU Adreno 830, chipset ini siap mendominasi pasar smartphone flagship di tahun 2025 dan seterusnya.

Kontroversi Oppo Indonesia & David GadgetIn: Apa Penyebabnya?

Belakangan ini, jagat dunia maya Indonesia dihebohkan oleh perseteruan antara Chief Marketing Officer (CMO) Oppo Indonesia, Patrick Owen Sakti Ongskynaga, dan tech reviewer terkenal David GadgetIn. Awalnya, David mengunggah ulasan tentang Oppo Reno 12 Pro, yang menyoroti penggunaan chipset MediaTek Dimensity 7300 pada perangkat tersebut. Di video tersebut, David mempertanyakan pilihan Oppo dalam menggunakan chipset yang menurutnya tidak sebanding dengan harga Reno 12 Pro, yang dibanderol IDR 8.999.999 untuk varian memori 12/512GB.

Menanggapi kritik ini, Patrick Owen merilis video reaksi diakun Instagram resminya dengan tajuk, “Kenapa Oppo Reno 12 Pro Menggunakan Chipset Mediatek Dimensity 7300.” Dalam video berdurasi singkat tersebut, Patrick menjelaskan alasan di balik pilihan chipset, yakni untuk menciptakan keseimbangan daya dan efisiensi panas. Menurutnya, MediaTek Dimensity 7300 diklaim lebih tahan panas dibandingkan chipset pesaing, seperti Exynos 2200. Namun, video ini malah mendapat banyak kritik dari netizen yang mempertanyakan keputusan Oppo menyebut produk brand lain alih-alih memberi penjelasan teknis yang lebih mendetail.

Respon Netizen: Kritik atas Tanggapan Patrick Owen

Alih-alih mendapat dukungan, video Patrick justru menuai banyak kritik dari netizen di media sosial. Banyak yang merasa bahwa tanggapan CMO Oppo Indonesia tersebut terkesan defensif dan tidak relevan dengan kritik utama yang disampaikan oleh David GadgetIn. Beberapa komentar menyayangkan sikap Patrick yang dianggap tidak menerima kritik secara bijaksana, sementara sebagian lainnya menilai video itu lebih banyak menyudutkan brand lain daripada memberi informasi bermanfaat.

Beberapa netizen mengungkapkan kekecewaan dengan pernyataan Patrick yang menyenggol merek pesaing, seperti:

Kritik terhadap Cara Penanganan Kritik:

Beberapa netizen menganggap bahwa seorang reviewer wajar memberikan komentar dan saran atas produk, dan seharusnya kritik ini dijawab dengan fokus pada produk Oppo sendiri.

Reaksi terhadap Produk Kompetitor:

Dalam tanggapannya, Patrick menyebutkan chipset Exynos 2200 untuk menunjukkan bahwa chipset Dimensity 7300 memiliki kelebihan dalam hal suhu yang lebih rendah. Tindakan ini memicu pertanyaan tentang pentingnya menyebut merek lain, yang dirasa netizen malah berisiko memberikan kesan negatif pada strategi pemasaran Oppo.

Harapan untuk Fokus pada Inovasi Produk:

Beberapa netizen berharap Oppo lebih fokus pada inovasi dan penyempurnaan produk tanpa membandingkan dengan kompetitor. Dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat, konsumen lebih mengharapkan peningkatan kualitas daripada komentar perbandingan yang dinilai tidak relevan.

Perseteruan antara Patrick dan David GadgetIn ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi para pelaku industri teknologi tentang pentingnya berkomunikasi dengan bijak dan menerima masukan publik. Dalam persaingan yang semakin ketat, membangun hubungan positif dengan konsumen serta menanggapi kritik secara terbuka dan objektif akan jauh lebih bermanfaat. Meskipun tak semua orang akan setuju dengan kritik yang diberikan, respon yang baik dan konstruktif dari perusahaan dapat menjaga dan meningkatkan reputasi brand di mata konsumen.

Kontroversi ini menunjukkan bahwa bagi perusahaan teknologi, kemampuan untuk menanggapi kritik dengan bijak sangatlah penting, terutama dalam mempertahankan hubungan baik dengan konsumen dan memperkuat citra positif di industri yang kompetitif.

Ahli Bedah Gunakan PlayStation Controller untuk Operasi

Dalam dunia kesehatan, pembedahan umumnya dilakukan oleh tenaga ahli dengan menggunakan peralatan yang steril dan higienis untuk menjamin keselamatan pasien. Namun, baru-baru ini terjadi inovasi menarik di bidang bedah yang melibatkan penggunaan PlayStation Controller. Bagaimana mungkin alat yang biasa digunakan untuk bermain video game dapat menjadi bagian dari prosedur medis? Berikut penjelasannya.

Prosedur Endoskopi Menggunakan PlayStation Controller

Seorang ahli bedah di Swiss berhasil melakukan prosedur endoskopi jarak jauh dengan menggunakan PlayStation Move Controller. Melalui laporan dari Fox News, prosedur tersebut dilakukan pada seekor babi yang berada di Hongkong, berjarak sekitar 5.780 mil dari lokasi ahli bedah tersebut. Proses ini menggunakan sistem bedah robotik yang dikontrol dari jarak jauh dengan bantuan koneksi WebSocket untuk mentransmisikan data medis secara real-time.

Endoskopi, yang biasanya dilakukan secara manual oleh dokter di ruang bedah, kali ini sepenuhnya dikendalikan oleh robot melalui PlayStation Move. Dokter atau ahli bedah mengoperasikan robot tersebut dengan melihat monitor dan menggerakkan controller untuk memandu prosedur. Meskipun dilakukan dari jarak jauh, PlayStation Move memungkinkan kontrol yang presisi dengan latensi di bawah 300 milidetik, memastikan akurasi selama proses berlangsung.

Inovasi dengan Teknologi DualSense PlayStation

Sebelum menggunakan PlayStation Move, teknologi serupa juga pernah dicoba dengan PlayStation 5 DualSense. Namun, belum diketahui secara pasti mengapa ahli bedah akhirnya lebih memilih Move sebagai alat kendali. Kemungkinan, PlayStation Move dirasa lebih cocok dan nyaman untuk mengontrol perangkat robotik dalam prosedur medis ini, dibandingkan dengan DualSense yang lebih sering digunakan untuk bermain game.

Penggunaan teknologi konsol dalam prosedur medis ini merupakan terobosan yang sangat menarik. Selain membuka kemungkinan baru untuk melakukan operasi jarak jauh, teknik ini juga dapat mengurangi risiko komplikasi karena dokter tidak perlu hadir secara fisik di ruang bedah, melainkan dapat mengendalikan semuanya dari lokasi lain dengan bantuan robot.

Dampak dan Potensi Masa Depan

Penggunaan PlayStation Controller dalam operasi medis membuktikan bahwa teknologi game dapat diterapkan di bidang-bidang lain, seperti kesehatan. Inovasi ini membuka pintu bagi pengembangan lebih lanjut dalam bedah jarak jauh dengan menggunakan robotik dan sistem kontrol yang canggih. Dengan semakin berkembangnya teknologi, bukan tidak mungkin bahwa prosedur medis di masa depan akan semakin mengandalkan metode non-konvensional seperti ini.

Teknologi robotik dalam dunia bedah juga memberikan fleksibilitas lebih besar bagi ahli bedah, memungkinkan mereka untuk mengatasi batasan geografis dan mengurangi risiko infeksi atau kesalahan manusia selama operasi. Hal ini tentu saja memberikan harapan baru dalam peningkatan kualitas pelayanan medis di masa depan.

 

Penggunaan PlayStation Controller dalam operasi bedah jarak jauh adalah inovasi yang mengesankan dan berpotensi mengubah cara dokter melakukan prosedur medis di masa depan. Metode ini tidak hanya menawarkan solusi yang lebih efisien, tetapi juga bisa meningkatkan keselamatan pasien dengan mengurangi keterlibatan manusia secara langsung dalam operasi yang berisiko tinggi.

Inovasi ini membuka peluang besar bagi teknologi game dan robotik untuk terus berkontribusi dalam dunia kesehatan, menjadikan prosedur bedah lebih aman dan lebih terjangkau. Bagaimana pendapatmu mengenai penggunaan PlayStation Controller dalam dunia kedokteran?

Tengkulak PS5 Pro Edisi 30 Tahun: Masalah yang Kembali Muncul

Tengkulak telah menjadi tantangan yang harus dihadapi konsumen saat membeli produk yang sedang populer atau in demand, terutama produk teknologi seperti konsol game. Salah satu contohnya adalah peluncuran PlayStation 5 (PS5) pada tahun 2020, di mana banyak tengkulak memanfaatkan kelangkaan produk tersebut dengan menjualnya kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi. Kini, masalah yang sama muncul lagi dengan peluncuran PS5 Pro edisi spesial perayaan 30 tahun.

Peluncuran PS5 Pro dan Edisi 30 Tahun

Baru-baru ini, Sony Interactive Entertainment mengumumkan peluncuran PS5 Pro yang dibanderol dengan harga sekitar 700 USD (sekitar 10,6 juta rupiah). Konsol ini membawa peningkatan kinerja dibandingkan versi sebelumnya. Selain itu, Sony juga memperkenalkan PS5 Pro Edisi Perayaan 30 Tahun, yang didesain dengan tampilan ikonik menyerupai PlayStation pertama. Edisi khusus ini dirilis dalam jumlah terbatas, hanya diproduksi sebanyak 12.300 unit, dan dihargai 1.000 USD (sekitar 15,2 juta rupiah).

Edisi perayaan ini segera menjadi incaran banyak penggemar setia PlayStation dan kolektor. Namun, seperti biasa, tengkulak ikut meramaikan dengan memanfaatkan kelangkaan produk tersebut. Saat artikel ini ditulis, beberapa tengkulak sudah mulai mencantumkan PS5 Pro Edisi 30 Tahun ini dengan harga fantastis. Berkisar antara 3.000 USD hingga 6.000 USD, atau sekitar 45 juta rupiah hingga 91 juta rupiah. Harga yang melonjak drastis ini tentu saja jauh di atas harga aslinya, dan menjadi tantangan bagi para penggemar yang benar-benar ingin memiliki konsol tersebut.

Kebijakan Khusus di Jepang

Menariknya, Sony Jepang telah menerapkan kebijakan yang cukup unik untuk mencegah tengkulak di negaranya. Sony memberikan syarat ketat bagi pembeli yang ingin melakukan pre-order PS5 Pro Edisi 30 Tahun. Dua syarat utama yang harus dipenuhi adalah:

  1. Pembeli harus memiliki akun PlayStation yang terdaftar di wilayah Jepang.
  2. Akun tersebut harus mencatat 30 jam bermain di konsol PS4 atau PS5 antara Februari 2014 hingga 19 September 2024.

Kebijakan ini dibuat agar konsol edisi terbatas tersebut hanya bisa dibeli oleh orang-orang yang memang telah lama menjadi bagian dari ekosistem PlayStation. Selain itu, syarat ini juga secara tidak langsung membatasi bahwa satu akun hanya dapat melakukan satu pre-order, sehingga mengurangi kemungkinan konsol tersebut jatuh ke tangan tengkulak.

Mengapa Kebijakan Serupa Tidak Diterapkan di Negara Lain?

Penerapan kebijakan ini hanya di Jepang menimbulkan pertanyaan dari banyak pihak. Banyak yang berpendapat bahwa kebijakan serupa seharusnya bisa diterapkan di negara-negara lain untuk mencegah tengkulak memanfaatkan kesempatan ini. Selain melindungi konsumen yang benar-benar ingin memiliki PS5 Pro Edisi 30 Tahun, kebijakan ini juga akan memastikan bahwa konsol edisi terbatas tersebut tidak hanya dimiliki oleh tengkulak yang hanya mencari keuntungan semata.

Kebijakan ini juga terbilang cukup mudah untuk diikuti. Syarat bermain 30 jam dalam jangka waktu 10 tahun adalah sesuatu yang realistis untuk para penggemar setia PlayStation. Hal ini tentu bisa menjadi solusi yang baik untuk mencegah lonjakan harga akibat tengkulak, yang kerap kali merugikan konsumen asli.

Peluncuran PS5 Pro Edisi Perayaan 30 Tahun menghadirkan kembali masalah tengkulak, yang memanfaatkan kelangkaan produk untuk menjualnya dengan harga sangat tinggi. Meskipun Sony telah mencoba mengatasi masalah ini dengan kebijakan khusus di Jepang, banyak yang berharap agar langkah serupa bisa diterapkan di negara-negara lain. Bagaimana menurut kamu? Apakah kebijakan ini seharusnya diterapkan secara global untuk mencegah tengkulak? Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar!

Exit mobile version