Rekomendasi Laptop Gaming Termurah 2025 Pilihan Terbaik

Tahun 2025 membawa angin segar bagi para pecinta game dengan hadirnya berbagai pilihan laptop gaming termurah namun tetap menawarkan performa tinggi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin matang, banyak laptop gaming yang kini hadir dengan spesifikasi canggih dengan harga yang lebih terjangkau. Bagi kamu yang ingin bermain game dengan kualitas grafis tinggi namun tidak ingin menguras kantong, berikut ini adalah rekomendasi laptop gaming termurah 2025 yang bisa kamu pertimbangkan.

MSI Thin GF63 12UDX

MSI Thin GF63 12UDX adalah pilihan laptop gaming dengan harga terjangkau yang menawarkan prosesor Intel Core i5-12450H, RAM 8GB, SSD 512GB, dan kartu grafis RTX 3050 4GB. Dibanderol dengan harga sekitar IDR 9.500.000, laptop ini juga hadir dengan layar 15.6” yang memiliki refresh rate 144Hz, membuatnya sangat cocok untuk bermain game kompetitif tanpa merogoh kocek terlalu dalam.

Acer Nitro V15 ANV15-41

Berikutnya adalah Acer Nitro V15 ANV15-41, yang dilengkapi dengan prosesor AMD Ryzen 5 6600H, RAM 8GB, SSD 512GB, dan kartu grafis RTX 3050 6GB. Dengan harga sekitar IDR 10.200.000, laptop ini menawarkan layar 15.6” dengan refresh rate 165Hz, yang akan memanjakanmu dalam pengalaman bermain game yang mulus dan responsif.

HP Victus 15

HP Victus 15 adalah pilihan yang tepat jika kamu mencari laptop gaming dengan prosesor AMD Ryzen 5 8645HS, RAM 16GB, SSD 512GB, dan kartu grafis RTX 4050 8GB. Dengan harga sekitar IDR 14.800.000, laptop ini memberikan kombinasi sempurna antara performa dan harga. Memiliki layar 144Hz dan RAM lebih besar, membuatnya ideal untuk bermain game berat dengan lancar.

Advan Workplus

Jika anggaranmu terbatas, Advan Workplus bisa menjadi pilihan yang sangat terjangkau. Laptop ini menggunakan prosesor AMD Ryzen 5 6600H, RAM 16GB, dan SSD 512GB, namun kartu grafisnya hanya mengandalkan grafis terintegrasi. Dibanderol dengan harga hanya IDR 7.000.000, Advan Workplus cukup handal untuk game seperti Genshin Impact meskipun dengan grafis terintegrasi.

Colorful EVOL P15

Colorful EVOL P15 menawarkan desain unik yang menarik perhatian, dilengkapi dengan prosesor Intel Core i5-12450H, RAM 16GB, SSD 512GB, dan RTX 4050 6GB. Dengan harga sekitar IDR 12.500.000, laptop ini memberikan performa tinggi yang dibutuhkan para gamer. Layar 15.6” dengan refresh rate 144Hz semakin melengkapi pengalaman bermain game yang mulus.

Lenovo LOQ 15

Bagi kamu yang mencari laptop gaming dengan performa tinggi, Lenovo LOQ 15 bisa jadi pilihan. Ditenagai oleh AMD Ryzen 7 7435HS, RAM 16GB, SSD 512GB, dan RTX 4060 8GB, laptop ini menawarkan performa luar biasa untuk bermain game terbaru dengan harga sekitar IDR 15.500.000. Dengan kombinasi spesifikasi tersebut, laptop ini cocok untuk bermain game berat dengan pengaturan grafis tertinggi.

Axioo Pongo 750

Terakhir, Axioo Pongo 750 menjadi alternatif lokal yang menarik dengan prosesor Intel Core i7-13620H, RAM 16GB, SSD 512GB, dan RTX 4050 100W. Laptop ini dibanderol dengan harga sekitar IDR 13.650.000, memberikan performa tangguh untuk gaming, dengan desain yang menarik dan lebih terjangkau dibandingkan laptop gaming lainnya dengan spesifikasi serupa.

Dengan berbagai pilihan yang ada, kini bermain game di tahun 2025 menjadi lebih terjangkau. Dari laptop dengan harga sekitar IDR 7.000.000 hingga IDR 15.500.000, kamu bisa mendapatkan perangkat dengan performa tinggi untuk mendukung berbagai jenis game. Apakah kamu lebih memilih laptop dengan prosesor AMD atau Intel, atau memilih laptop dengan kartu grafis RTX yang kuat, semua pilihan di atas siap memberikan pengalaman gaming terbaik.

Pilih laptop gaming yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaranmu, dan nikmati sensasi bermain game tanpa khawatir soal performa!

Penjualan Nintendo Switch Tembus 150 Juta Unit di Seluruh Dunia!

Sejak pertama kali dirilis pada Maret 2017, Nintendo Switch telah menjadi salah satu konsol gaming paling populer di dunia. Dengan jajaran game eksklusif dari Nintendo serta kemampuannya sebagai konsol hybrid, Switch berhasil menarik perhatian jutaan gamer.

Kini, setelah 8 tahun berlalu, penjualan Nintendo Switch telah mencapai 150,68 juta unit di seluruh dunia. Angka ini membuatnya semakin mendekati rekor PlayStation 2, yang masih menjadi konsol terlaris sepanjang masa dengan 160 juta unit terjual.

Switch Masih Laris di 2024

Meskipun sudah hampir satu dekade sejak perilisan pertamanya, Nintendo Switch masih sangat diminati. Berdasarkan laporan terbaru, 4,82 juta unit Switch terjual dalam tiga bulan terakhir tahun 2024.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:

  • Musim liburan, yang biasanya meningkatkan penjualan konsol secara signifikan.
  • Game eksklusif baru dari Nintendo, yang terus menarik pemain lama maupun baru.
  • Varian Nintendo Switch seperti OLED dan Lite, yang memberikan pilihan lebih bagi konsumen.

Saat ini, Nintendo Switch menempati peringkat ketiga konsol terlaris sepanjang masa, hanya terpaut 4 juta unit dari Nintendo DS yang mencatatkan rekor 154 juta unit. Jika tren penjualan ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Switch akan melampaui rekor DS dalam waktu dekat.

Ekspektasi Tinggi terhadap Penerus Nintendo Switch

Dengan kesuksesan besar yang diraih oleh Nintendo Switch, wajar jika para gamer memiliki ekspektasi tinggi terhadap penerusnya, yang sering disebut Nintendo Switch 2.

Nintendo sendiri telah mengonfirmasi bahwa mereka akan mengungkap lebih banyak informasi mengenai konsol terbaru ini pada bulan April 2025. Spekulasi mengenai spesifikasi dan fitur baru dari konsol ini sudah mulai bermunculan di kalangan penggemar.

Beberapa hal yang diantisipasi oleh para gamer meliputi:

  • Performa lebih tinggi, untuk mendukung game dengan grafis lebih baik.
  • Layar dengan resolusi lebih tinggi, terutama untuk mode handheld.
  • Kompatibilitas dengan game Switch sebelumnya, agar pemain tetap bisa menikmati koleksi game lama mereka.

Apakah Nintendo Switch Akan Menyalip PS2?

Dengan penjualan yang terus meningkat, Nintendo Switch memiliki peluang besar untuk menjadi konsol terlaris sepanjang masa. Hanya terpaut 10 juta unit dari PS2, jika tren penjualannya bertahan dalam 1-2 tahun ke depan, Switch bisa saja mengambil posisi puncak.

Namun, tantangan terbesar datang dari persiapan perilisan Switch 2. Biasanya, ketika penerus suatu konsol diumumkan, penjualan versi lama mulai menurun. Oleh karena itu, Nintendo harus pintar dalam menjaga momentum agar Switch tetap laris hingga akhir siklus hidupnya.

 

Dengan penjualan yang telah mencapai 150 juta unit, Nintendo Switch terus membuktikan dirinya sebagai salah satu konsol terbaik sepanjang masa. Persaingan dengan PS2 dan Nintendo DS semakin ketat, dan para gamer kini menantikan seperti apa Nintendo Switch 2 akan membawa inovasi baru ke industri gaming.

Apakah Switch akan berhasil mengalahkan PS2 sebagai konsol terlaris? Atau justru penerusnya akan segera mengambil alih pasar? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!

Meta Sebut Tahun 2025 Sebagai Titik Penentuan Metaverse

Setelah melakukan berbagai inovasi dalam ekosistem digital, Meta kini menyatakan bahwa tahun 2025 akan menjadi penentu bagi masa depan metaverse. Konsep yang sejak awal diperkenalkan sebagai dunia virtual revolusioner ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak sesuai ekspektasi awal perusahaan. Namun, apakah metaverse akan sukses atau justru mengalami perubahan besar?

Andrew Bosworth: Tahun Krusial bagi Metaverse

Dalam laporan terbaru dari BusinessInsider, Andrew Bosworth, selaku CTO Meta, mengungkapkan bahwa tahun 2025 akan menjadi momen krusial bagi kelangsungan metaverse. Meski Meta telah membangun portofolio produk yang kuat dengan dukungan AI dan perangkat wearable terbaru, tantangan terbesar yang dihadapi adalah meningkatkan penjualan, mempertahankan pengguna, dan meningkatkan engagement.

Horizon Worlds Jadi Penentu Keberhasilan

Salah satu produk andalan Meta, Horizon Worlds, diharapkan mampu berkembang secara signifikan, terutama di sektor mobile. Jika platform ini gagal meraih popularitas yang lebih luas, maka hal ini dapat menjadi pukulan telak bagi Meta, mengingat perusahaan telah berinvestasi besar dalam pengembangan metaverse.

Andrew Bosworth juga menegaskan bahwa masa depan metaverse sangat bergantung pada seberapa besar platform ini bisa menarik perhatian pengguna di berbagai perangkat, bukan hanya di VR tetapi juga di mobile dan AR.

Persaingan Ketat dengan Apple dan Microsoft

Selain tantangan internal, Meta juga menghadapi persaingan ketat dari raksasa teknologi seperti Apple dan Microsoft. Kedua perusahaan ini lebih berfokus pada pengembangan perangkat AR dan VR yang lebih relevan untuk kebutuhan produktivitas dan pengguna profesional, membuat produk mereka lebih “relate” dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Persaingan ini menunjukkan bahwa inovasi semata tidak cukup—adopsi pengguna menjadi faktor utama keberhasilan metaverse. Meta harus bisa meyakinkan pengguna bahwa metaverse bukan hanya konsep futuristik, tetapi sebuah realitas digital yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Akankah 2025 Menjadi Tahun Sukses bagi Metaverse?

Dengan tantangan besar yang dihadapi Meta, tahun 2025 bisa menjadi momen penentuan: apakah metaverse akan benar-benar sukses dan menjadi standar baru dalam dunia digital, atau justru mengalami stagnasi dan harus beradaptasi dengan tren teknologi yang lebih relevan?

Bagaimana pendapatmu? Apakah metaverse akan berkembang pesat atau justru menghadapi jalan buntu? Yuk, bagikan opini kamu di kolom komentar!

Desain NVIDIA RTX 5090 Founders Edition Lebih Tipis 40%?

NVIDIA baru-baru ini mengungkapkan rahasia di balik desain inovatif kartu grafis terbaru mereka, RTX 5090 Founders Edition. Berbeda dari pendahulunya, kartu grafis flagship generasi Blackwell ini memiliki bodi yang 40% lebih tipis dibandingkan dengan seri Ada Lovelace sebelumnya. Tetapi, bagaimana NVIDIA bisa mencapai desain ramping ini tanpa mengorbankan performa?

Dalam video berdurasi 12 menit yang dirilis NVIDIA, mereka menjelaskan berbagai inovasi dan teknik engineering yang memungkinkan desain ini tercipta. Berikut adalah penjelasan lengkapnya!

Fokus pada Pengurangan Ukuran dengan PCB Modular

Salah satu kunci utama desain ramping RTX 5090 adalah penggunaan PCB modular. NVIDIA membagi PCB utama menjadi beberapa bagian, termasuk daughter board untuk PCIe dan I/O. Dengan desain ini, bagian tengah kartu grafis menjadi fokus utama, sementara sisi kiri dan kanan dibiarkan terbuka untuk meningkatkan aliran udara.

Meski pendekatan ini memberikan efisiensi ruang yang signifikan, tantangan besar muncul pada konektor DisplayPort. Multi-layer PCB tidak didukung oleh konektor DP tradisional, sehingga NVIDIA harus mengembangkan metode khusus untuk menyambungkan daughter board ke main board.

Vapor Chamber 3D Baru dengan Liquid Metal Lebih Banyak

RTX 5090 menggunakan sistem pendinginan baru dengan 3D vapor chamber yang lebih efektif dibanding generasi sebelumnya. Teknologi ini memungkinkan GPU dengan konsumsi daya lebih dari 500 Watt untuk tetap dingin, bahkan dalam beban kerja tinggi.

Selain itu, NVIDIA menambahkan lebih banyak liquid metal sebagai kontak antara GPU die dan heatsink. Liquid metal ini memiliki konduktivitas termal yang jauh lebih baik, memastikan panas dapat disalurkan dengan efisien meski ukuran kartu grafis lebih kecil.

Desain Konektor PCIe yang Lebih Praktis

Salah satu perubahan mencolok pada desain RTX 5090 Founders Edition adalah posisi konektor PCIe power yang kini dibuat menyamping. NVIDIA mengungkapkan bahwa perubahan ini dirancang untuk mempermudah para PC builder, terutama mereka yang menggunakan casing kecil.

Dengan konektor menyamping, jarak clearance yang dibutuhkan menjadi lebih pendek, sehingga kartu grafis ini lebih kompatibel dengan berbagai jenis build PC.

Tantangan dalam Proses Desain

Pada awal pengembangan, NVIDIA sempat mempertimbangkan untuk membuat RTX 5090 Founders Edition dengan 3 kipas pendingin dan konfigurasi 4 slot. Namun, mereka akhirnya memutuskan untuk berfokus pada desain 2 slot yang lebih ramping agar lebih praktis digunakan.

Dengan berbagai inovasi, seperti PCB modular, vapor chamber 3D baru, dan penggunaan liquid metal, NVIDIA berhasil menghadirkan RTX 5090 Founders Edition yang 40% lebih tipis namun tetap bertenaga. Desain ini tidak hanya meningkatkan performa pendinginan tetapi juga memberikan fleksibilitas lebih bagi para pengguna, khususnya PC builder yang menginginkan efisiensi ruang tanpa mengorbankan performa.

Apakah RTX 5090 Founders Edition akan menjadi kartu grafis favoritmu? Bagikan pendapatmu di kolom komentar dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke teman-teman yang sedang mencari GPU terbaik untuk build PC mereka!

Snapdragon 8 Gen 3: Setara dengan Chipset Apa?

Chipset adalah otak utama dari sebuah smartphone, dan setiap generasi baru selalu menarik perhatian penggemar teknologi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Snapdragon 8 Gen 3, chipset flagship keluaran Qualcomm pada tahun 2023. Banyak pertanyaan muncul mengenai Snapdragon 8 Gen 3 setara dengan chipset apa, terutama jika dibandingkan dengan merek lain seperti MediaTek atau Apple.

Dalam artikel ini, kita akan membahas performa, spesifikasi, dan bagaimana chipset ini berkompetisi di pasar smartphone flagship.

Spesifikasi Snapdragon 8 Gen 3

Snapdragon 8 Gen 3 adalah penerus Snapdragon 8 Gen 2, menawarkan peningkatan dalam hal performa dan efisiensi. Dengan fabrikasi 4nm dan arsitektur unik, chip ini memiliki konfigurasi sebagai berikut:

  • 1x Cortex-X4 @ 3300 MHz
  • 3x Cortex-A720 @ 3150 MHz
  • 2x Cortex-A720 @ 2960 MHz
  • 2x Cortex-A520 @ 2270 MHz
  • GPU Adreno 750

Konfigurasi ini memungkinkan Snapdragon 8 Gen 3 bekerja lebih efisien, memanfaatkan core yang lebih hemat daya untuk tugas ringan dan core yang lebih cepat untuk tugas berat. Selain itu, GPU Adreno 750 memberikan peningkatan performa hingga 25% dibandingkan generasi sebelumnya, membuatnya ideal untuk gaming dan aplikasi grafis tinggi.

Snapdragon 8 Gen 3 vs MediaTek Dimensity 9300

Jika berbicara tentang chipset yang setara, Snapdragon 8 Gen 3 paling sering dibandingkan dengan MediaTek Dimensity 9300. Keduanya menggunakan fabrikasi 4nm dari TSMC dan menyasar perangkat flagship. Berikut perbandingan keduanya:

1. Benchmark CPU

  • Snapdragon 8 Gen 3: Single-core 2190, Multi-core 7302 (GeekBench 6)
  • Dimensity 9300: Single-core 2240, Multi-core 7530

Secara performa CPU, Dimensity 9300 unggul tipis. Namun, perbedaannya cukup kecil sehingga dalam penggunaan sehari-hari tidak akan terasa signifikan.

2. Benchmark GPU

  • Snapdragon 8 Gen 3: 17211 (3D Mark Wild Life)
  • Dimensity 9300: 11077 (3D Mark Wild Life)

Di sisi grafis, Snapdragon 8 Gen 3 unggul jauh berkat Adreno 750 yang lebih bertenaga dibandingkan GPU Arm Immortalis-G720 MP12 pada Dimensity 9300. Hal ini membuat Snapdragon menjadi pilihan utama untuk gaming berat.

3. Compatibility

Snapdragon 8 Gen 3 memiliki keunggulan dalam kompatibilitas aplikasi dan game. Banyak developer yang lebih dulu mengoptimalkan aplikasi mereka untuk Snapdragon, memberikan pengalaman pengguna yang lebih mulus. Sementara MediaTek terus mengejar, Snapdragon tetap menjadi pilihan favorit di kalangan gamer mobile dan pengguna profesional.

Efisiensi Baterai

Kedua chipset ini sama-sama menggunakan fabrikasi 4nm, sehingga efisiensi baterainya sangat mirip. Namun, performa baterai tidak hanya bergantung pada chipset, tetapi juga pada faktor eksternal seperti:

  • Kapasitas baterai
  • Optimalisasi software
  • Kestabilan sinyal
  • Suhu perangkat

Jika perangkat menggunakan software yang dioptimalkan dengan baik, baik Snapdragon maupun Dimensity dapat memberikan daya tahan baterai yang memuaskan.

Kesimpulan: Snapdragon 8 Gen 3 atau Dimensity 9300?

Snapdragon 8 Gen 3 menawarkan performa GPU yang unggul, kompatibilitas lebih baik dengan aplikasi, dan dukungan yang luas dari developer. Ini membuatnya ideal untuk gaming berat dan produktivitas tinggi.

Namun, MediaTek Dimensity 9300 adalah alternatif yang sangat kompetitif dengan performa CPU yang sedikit lebih baik dan kemungkinan harga yang lebih terjangkau.

Pilihan terbaik tergantung pada kebutuhan Anda:

  • Jika Anda gamer berat atau memprioritaskan kompatibilitas aplikasi, Snapdragon 8 Gen 3 adalah pilihan yang tepat.
  • Jika Anda mencari performa setara dengan harga lebih rendah, Dimensity 9300 bisa menjadi opsi menarik.

Snapdragon 8 Gen 3 telah membuktikan dirinya sebagai chipset flagship yang tangguh, memberikan keseimbangan sempurna antara performa dan efisiensi. Dengan teknologi yang terus berkembang, perangkat yang menggunakan chipset ini akan tetap relevan hingga beberapa tahun ke depan.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Snapdragon 8 Gen 3 cukup menarik untuk perangkat Anda? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!

Exit mobile version