Game Steam mengumpulkan sejumlah ulasan yang menyatakan overwatch 2 menjadi game terburuk yang pernah di rilis. Baru saja di rilis dalam waktu 48 jam, banyak para gamers memberikan review negatif melalu platform Steam. Menurut para gamer game ini dianggap hanya sebagai Overhaul Microtransaction di sekuel sebelumnya. Namun Blizzard gagal menghapus semua gagasab yang telah ada pada pikiran gamer.
Pembatalan konten campaign di ubah oleh Blizzard menjadi sebuah misi PvE berbayar yang membuat para pemain jengkel bukan main. Hal ini membuat komunitar Game Overwatch protes di berbagai Forum dan juga sosial media.
Review Terburuk pada Platform Game Steam
Dirilis pada tanggal 10 agustus 2023 kemarin, menjadi sebuah momen yang di tunggu-tunggu pun tiba. Protes melalui Fitur ulasan Steam dengan review buruk. Hanya 9% dari 90,005 pengguna yang memberikan review positif pada game ini.
Ini membuat Overwatch masuk kederetan game terburuk dan mengalahkan game lain masuk dalam nominasi tersebut. Mayoritas review di Game Steam memberikan kritik perihal yang sama. Sistem monetisasi yang rakus dengan berkedok Battlepass yang mengunci karakter terbaru. Tidak hanya itu saja, mereka juga mengunci konten PvE yang pada awalnya telah dijanjikan sebagai Campaign.
Baca Juga: John Cena Dikabarkan Kalaborasi dengan Overwatch 2
Perbandingan jumlah pemain dengan Fortress 2
Sementara itu, perilisan di Steam juga menjadi momen di mana komunitas Team Fortress 2 dapat melihat seberapa populer game saingannya tersebut. Dan hasilnya ialah Overwatch dapatkan jumlah pemain di bawah dari TF2.
Game garapan Valve tersebut masih berada di angka 100 ribu ke atas rata-rata, dengan puncak pemain dapat mencapai 253 ribu. Sementara itu, Overwatch saat ini baru mencapai 55 ribu pemain rata-rata dengan puncak sebesar 75 ribu.
Memang di satu sisi, perbandingan ini kurang adil karena jumlah pemain yang ada di Battle.net tidak dapat diestimasi. Kecil kemungkinan semua pemain di platform itu beralih ke versi Steam melihat minimnya perbedaan di antara keduanya.
Meskipun demikian, tetap menjadi hal menarik untuk melihat game berusia 16 tahun masih dapat bertahan dan relevan khususnya dengan minimnya update konten yang diterima sementara Overwatch 2 mencoba sesulit mungkin untuk bertahan di bisnis live-service yang semakin ramai kompetisi.