Diskon Game Steam Spesial Halloween, Mulai dari Rp 6 Ribuan!

Valve kembali menghadirkan promosi spesial di platform Steam, kali ini untuk merayakan Halloween pada tanggal 31 Oktober. Diskon besar-besaran ini mencakup berbagai game populer hingga game horor underrated yang sering kali diabaikan, menjadikan momen ini kesempatan emas bagi para gamer yang ingin memperluas koleksi mereka. Tidak hanya game horor, promosi ini juga mencakup game AAA dan indie dari berbagai genre yang kini bisa dibeli dengan harga sangat terjangkau.

Diskon Game Steam Mulai dari Rp 6 Ribuan

Salah satu daya tarik utama promosi Halloween Steam ini adalah harga game yang ditawarkan mulai dari Rp 6 ribuan saja. Beberapa game populer seperti Left 4 Dead dan Doom termasuk dalam daftar game yang mendapat diskon besar, memungkinkan gamer untuk merasakan permainan legendaris tanpa harus menguras dompet.

Selain itu, berbagai game dari franchise terkenal, seperti Resident Evil, Battlefield, dan Cyberpunk 2077, juga mendapatkan potongan harga yang signifikan. Game ini tidak hanya menawarkan pengalaman bermain yang mendebarkan tetapi juga memungkinkan penggemar untuk menjelajahi dunia yang dirancang dengan visual dan gameplay yang kaya.

100 Rekomendasi Game Diskon Halloween di Steam

Berikut adalah beberapa game dengan harga diskon dari promosi Halloween di Steam kali ini:

  1. A Way Out – Rp 75.800 (diskon dari Rp 379.000)
  2. Alien: Isolation – Rp 100.000 (diskon dari Rp 400.000)
  3. Back 4 Blood – Rp 74.900 (diskon dari Rp 749.000)
  4. Batman™: Arkham Knight – Rp 27.199 (diskon dari Rp 135.999)
  5. Cyberpunk 2077 – Rp 349.999 (diskon dari Rp 699.999)
  6. Left 4 Dead – Rp 6.824 (diskon dari Rp 90.999)
  7. Resident Evil 2 Remake – Rp 79.999 (diskon dari Rp 319.999)
  8. The Witcher 3: Wild Hunt – Rp 89.999 (diskon dari Rp 359.999)
  9. Total War: WARHAMMER III – Rp 259.999 (diskon dari Rp 648.999)
  10. Yakuza: Like a Dragon – Rp 119.500 (diskon dari Rp 239.000)

Game-game ini menghadirkan berbagai pengalaman bermain yang menarik, dari aksi, petualangan, hingga horor psikologis, yang sesuai untuk berbagai selera gamer.

Mengapa Diskon Halloween Steam Menjadi Favorit Gamer?

Promosi Halloween Steam sering kali mencakup berbagai genre game, baik horor, aksi, petualangan, maupun strategi. Diskon ini menjadi favorit karena tidak hanya memberikan akses murah pada game populer, tetapi juga memberikan kesempatan pada gamer untuk mencoba judul yang underrated atau indie dengan harga murah. Game seperti Phasmophobia, Outlast, dan Dead by Daylight juga masuk dalam daftar ini, membawa nuansa seram yang cocok dimainkan di malam Halloween.

Selain itu, Steam juga dikenal sering memberikan diskon yang melibatkan bundle atau koleksi game, yang biasanya memberikan harga lebih murah daripada membeli satuan. Paket-paket ini termasuk koleksi lengkap dari seri game tertentu, seperti Resident Evil Collection, yang memungkinkan pemain untuk mengakses banyak judul dalam satu pembelian.

Tips Berburu Game Murah di Steam

  1. Perhatikan Durasi Diskon: Promosi diskon biasanya berlangsung dalam waktu terbatas, jadi penting untuk segera mengecek dan membeli game yang diinginkan sebelum harga kembali normal.
  2. Gunakan Wishlist: Tambahkan game yang diinginkan ke wishlist. Steam akan memberikan notifikasi ketika game tersebut sedang diskon.
  3. Perhatikan Review: Beberapa game diskon besar mungkin tidak selalu sesuai ekspektasi. Pastikan untuk membaca review dari pemain lain agar tidak menyesal setelah membeli.
  4. Eksplorasi Judul Indie: Selain game AAA, banyak judul indie yang sering kali memiliki gameplay unik dan tema yang berbeda. Game seperti Hollow Knight dan INSIDE menawarkan pengalaman bermain yang tidak kalah seru dengan harga yang lebih terjangkau.

 

Promosi Halloween di Steam memberikan peluang bagi para gamer untuk membeli game favorit maupun mencoba judul baru dengan harga terjangkau. Dari game horor klasik hingga game strategi kompleks, pilihan yang ditawarkan sangat beragam dan cocok untuk berbagai jenis pemain. Momen ini adalah kesempatan yang baik untuk melengkapi koleksi, mencoba genre baru, atau bahkan mencari game yang jarang terdengar tapi menawarkan pengalaman bermain yang menyenangkan.

Jadi, tunggu apalagi? Segera cek Steam dan manfaatkan diskon besar-besaran ini sebelum berakhir!

Hideo Kojima, Ambisi Menciptakan Game Hingga “Dipuja Alien”

Hideo Kojima, nama besar di industri video game, dikenal dengan karya-karyanya yang inovatif dan unik. Kojima terus memukau komunitas gamer dengan berbagai game yang berbeda dari kebanyakan, seperti seri Metal Gear, Death Stranding, dan proyek terbaru yang masih dalam pengembangan. Namun, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anan News, ia mengungkapkan visi yang sangat menarik: ia ingin menciptakan game yang bahkan “alien” akan menganggapnya keren di masa depan. Tapi, apa sebenarnya maksud dari pernyataan Kojima tersebut?

Keinginan Kojima Menciptakan Karya yang “Dipuji Alien”

Dalam wawancara tersebut, Kojima menyebutkan bahwa motivasi utamanya dalam menciptakan game bukan hanya sekadar membuat sesuatu yang seru untuk dimainkan, tetapi juga menciptakan karya yang bisa dikenang dan dihargai lintas generasi. Kojima memandang video game seperti karya seni yang bisa diwariskan, dan ia berharap game-gamenya tetap diapresiasi meskipun sudah berusia berabad-abad. Dengan cita-cita itu, Kojima bahkan bercanda bahwa suatu hari nanti, jika alien datang ke Bumi, mereka mungkin akan terkesan dengan game yang ia buat.

Baginya, menciptakan sesuatu yang memuaskan untuk dirinya sendiri adalah bagian dari misinya sebagai kreator. Ia menyatakan, “Jika saya membuat sesuatu yang membuat saya puas, beberapa abad kemudian alien mungkin akan datang mengatakan, ‘Itu hebat’. Saya pikir itulah artinya meninggalkan sesuatu.”

Proyek Terbaru Kojima: Death Stranding 2 dan Game Lainnya

Di bawah studio miliknya, Kojima Productions, Hideo Kojima kini tengah sibuk menggarap Death Stranding 2: On The Beach, kelanjutan dari IP orisinal Death Stranding yang menjadi fenomena sejak perilisannya. Kojima mengungkapkan bahwa pengembangan Death Stranding 2 masih berada di tahap awal, yakni sekitar 30-40% dari keseluruhan. Fokus utama mereka adalah terus meningkatkan visual dan aspek-aspek teknis lainnya untuk memberikan pengalaman bermain yang maksimal bagi penggemar setianya.

Selain Death Stranding 2, Kojima juga tengah mengembangkan dua proyek lain yang tak kalah menarik. Pertama adalah OD, sebuah game yang masih dirahasiakan detailnya, namun telah memancing rasa penasaran komunitas. Kedua, proyek Physint, yang dikabarkan akan menjadi game aksi bertema espionase (mata-mata), mengusung elemen-elemen yang penuh intrik dan strategi seperti karya Kojima sebelumnya, Metal Gear.

Death Stranding: IP yang Kini Tengah Diadaptasi ke Layar Lebar

IP Death Stranding memang masih berusia muda, namun potensinya telah menginspirasi Kojima untuk membawanya ke ranah lain. Kojima Productions kini bekerja sama dengan studio ternama A24 untuk membuat adaptasi film Death Stranding. Langkah ini menunjukkan keyakinan Kojima terhadap kekuatan cerita dan daya tarik visual yang diusung IP tersebut, bahkan mungkin bisa menjadi jembatan bagi audiens baru yang sebelumnya tidak akrab dengan game tersebut.

Ambisi Kojima: Mengukir Warisan di Dunia Gaming

Bukan rahasia lagi bahwa Hideo Kojima selalu berpikir melampaui batas konvensional dalam menciptakan game. Berbagai penghargaan dan pengakuan dari komunitas membuktikan dedikasinya yang tinggi untuk terus berinovasi. Dengan mimpi dan ambisi Kojima yang unik ini, tak heran bila banyak yang menganggap karyanya sebagai sebuah bentuk seni yang menembus batas waktu, bahkan mungkin—seperti yang ia sebut—mengagumkan bagi makhluk di luar Bumi.

Kini, komunitas gamer hanya bisa menantikan Death Stranding 2, OD, dan Physint, serta melihat sejauh mana inovasi Kojima dapat berkembang di masa depan. Apakah game-game terbaru ini akan menjadi masterpiece yang abadi seperti harapan Kojima? Kita tunggu saja saat karyanya dirilis ke publik.

SAG-AFTRA Mogok Kerja Aktor dan Voice Artist Video Game

Beberapa bulan terakhir, serikat pekerja Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA) melancarkan aksi mogok kerja para aktor, aktris, dan voice artist di industri video game. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap penggunaan Artificial Intelligence (AI) oleh beberapa studio game besar yang dianggap dapat mengancam kesejahteraan pekerja di industri tersebut. Baru-baru ini, SAG-AFTRA mengumumkan bahwa mogok kerja ini akan berlanjut, menyatakan bahwa mereka tidak akan berhenti hingga permintaan mereka terpenuhi.

Aksi Mogok Berlanjut, Negosiasi Mendatang dengan Perusahaan Besar

Dalam pernyataan resminya, SAG-AFTRA menyampaikan bahwa negosiasi untuk perpanjangan kontrak “Perjanjian Media Interaktif” akan kembali dibahas, dengan tanggal baru yang akan diumumkan setelah disetujui. Negosiasi ini melibatkan beberapa perusahaan besar seperti Activision Productions Inc., Disney Character Voices Inc., Electronic Arts Productions Inc., Insomniac Games Inc., Take-Two Productions Inc., dan WB Games Inc..

Serikat ini menegaskan bahwa aksi mogok kerja akan tetap berlaku pada semua perusahaan yang menandatangani Perjanjian Media Interaktif, kecuali untuk game yang termasuk dalam Perjanjian Media Interaktif Independen atau Perjanjian Media Interaktif Interim. Ini menunjukkan tekad kuat SAG-AFTRA untuk memperjuangkan hak pekerja mereka, terutama terkait penggunaan teknologi AI.

Alasan di Balik Mogok Kerja: Perlindungan Terhadap Pekerja di Era AI

Aksi mogok ini berawal dari kekhawatiran yang mendalam terhadap perkembangan AI di industri game. Teknologi AI dapat meniru suara, ekspresi, dan gerakan aktor, memungkinkan studio untuk menggantikan pekerjaan voice artist dan aktor digital dengan model AI. Hal ini dikhawatirkan akan mengurangi permintaan untuk pekerja manusia, mengancam stabilitas pekerjaan mereka, dan memotong pendapatan mereka dari royalti dan upah yang seharusnya mereka terima.

Fran Drescher, Presiden SAG-AFTRA, menyatakan sikap tegas bahwa serikat tidak akan menyetujui kontrak yang memungkinkan perusahaan game menggunakan AI untuk menekan hak pekerja. Menurut Drescher, “Ketika seluruh perusahaan ini serius dalam menawarkan perjanjian yang dapat diterima oleh kami, kami akan siap dan bersedia untuk bernegosiasi.”

Tantangan Industri Game dalam Mengintegrasikan AI

Industri game telah lama bereksperimen dengan teknologi AI untuk meningkatkan pengalaman bermain, seperti membuat karakter non-pemain (NPC) yang lebih cerdas, menyempurnakan animasi, dan bahkan untuk game testing. Namun, AI kini dianggap sebagai potensi ancaman bagi pekerja manusia. AI dapat dengan cepat meniru suara dan gaya akting, memungkinkan perusahaan untuk mereplikasi suara tanpa harus membayar voice artist dalam jangka panjang. Dengan demikian, masalah utama yang diangkat oleh SAG-AFTRA adalah bagaimana AI digunakan secara etis tanpa mengorbankan kesejahteraan pekerja.

Masa Depan Industri Game: Apakah Ada Titik Temu?

Dengan negosiasi baru yang diharapkan akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan, komunitas industri dan para penggemar berharap agar SAG-AFTRA dan perusahaan game besar dapat menemukan titik temu. Banyak yang berpendapat bahwa AI dan pekerja manusia dapat bekerja berdampingan dengan ketentuan yang adil, di mana AI dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi tanpa menggantikan tenaga manusia sepenuhnya.

Bagi para aktor dan voice artist, aksi ini adalah kesempatan untuk melindungi peran mereka di industri yang semakin maju secara teknologi. Sementara itu, perusahaan juga perlu mempertimbangkan dampak sosial dari penerapan AI yang berlebihan demi menjaga hubungan baik dengan para pekerja yang telah memberikan kontribusi besar pada kesuksesan mereka.

 

Aksi mogok kerja yang dilakukan oleh SAG-AFTRA menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh pekerja di industri game di era AI. Sementara teknologi terus berkembang, penting bagi perusahaan untuk menemukan cara yang bertanggung jawab dalam mengintegrasikan AI tanpa mengabaikan hak dan kesejahteraan para pekerja mereka. Jika perusahaan dan serikat dapat mencapai kesepakatan yang adil, ini bisa menjadi langkah positif menuju industri game yang lebih adil dan berkelanjutan.

Cheater Game Valorant: Sogokan Hingga Vanguard Anti-Cheat

Cheat masih menjadi masalah serius dalam dunia game, terutama untuk game online. Seperti halnya Valorant, yang terus menghadapi ancaman dari para cheater yang menggunakan berbagai trik untuk mendapatkan keuntungan tidak adil. Riot Games, sebagai pengembang Valorant, terus memperkuat sistem keamanannya dengan perangkat anti-cheat yang ketat, salah satunya melalui Vanguard Anti-Cheat (VAC). Namun, baru-baru ini, ada kejadian mengejutkan di mana pengembang cheat mencoba menyuap salah satu analis utama Vanguard untuk menghindari takedown.

Pengembang Cheat Valorant Coba Sogok Developer Riot Games

Di balik kompleksitas cheat dan usaha untuk mengelabui sistem keamanan game, muncul laporan bahwa seorang pengembang cheat Valorant mencoba menawarkan sejumlah uang kepada pihak Riot Games agar cheat yang ia kembangkan tidak di-takedown oleh sistem anti-cheat. Hal ini terjadi setelah cheat-nya berhasil diidentifikasi dan dinonaktifkan oleh Vanguard.

Upaya Menembus Sistem Vanguard Anti-Cheat

Vanguard Anti-Cheat adalah sistem keamanan milik Riot yang dirancang untuk melawan para cheater dengan deteksi tingkat lanjut. Vanguard memiliki sistem keamanan yang bekerja hingga ke tingkat kernel, memungkinkan mereka mendeteksi program mencurigakan di perangkat pemain bahkan sebelum game dimulai.

Seorang anggota tim keamanan, yang dikenal dengan nama GamerDoc, membagikan pengalamannya di platform X (Twitter) tentang bagaimana ia berhasil menonaktifkan sebuah “spoofer” — perangkat lunak yang dapat mengelabui Vanguard agar tidak mendeteksi cheat. Spoofer ini berfungsi untuk menghindari deteksi perangkat, sehingga cheater bisa terus bermain bahkan setelah terkena larangan. GamerDoc mengklaim bahwa ia mampu melumpuhkan spoofer ini dalam waktu singkat.

Sogokan 5.000 Euro untuk Vanguard Anti-Cheat

Kekecewaan sang pengembang cheat tidak berhenti di situ. Setelah kehilangan pendapatan besar akibat cheat-nya ditakedown, ia mencoba menghubungi GamerDoc dengan sindiran dan penawaran sogokan. Dalam pesan tersebut, pengembang cheat menawarkan bayaran sebesar 5.000 euro (sekitar 85 juta rupiah) kepada GamerDoc untuk membiarkan cheat-nya tetap berjalan tanpa gangguan dari Vanguard.

Sang pengembang cheat juga mengakui bahwa ia menghabiskan waktu lebih dari setahun untuk mengembangkan spoofer tersebut, hanya untuk dihancurkan dalam satu jam oleh GamerDoc. Dalam analogi yang menarik, GamerDoc menyamakan pengalaman ini dengan membangun masterpiece dari LEGO selama setahun, namun dihancurkan dalam waktu sekejap.

Vanguard dan Dampaknya di Industri Game Online

Keberhasilan Vanguard dalam melawan cheater di Valorant menimbulkan harapan di kalangan pemain untuk penerapan teknologi serupa di game-game lainnya. Netizen mulai mengusulkan agar GamerDoc bekerja sama dengan perusahaan game lain yang juga kewalahan dengan cheat, seperti dalam genre Battle Royale dan Shooter yang sangat rentan terhadap kecurangan.

Dengan keahlian GamerDoc dan sistem keamanan Vanguard yang ketat, Riot Games menunjukkan bahwa komitmen mereka terhadap keamanan dan pengalaman bermain yang adil tidak main-main. Sementara banyak pemain mengapresiasi upaya ini, insiden sogokan ini juga membuka mata akan seberapa besar keuntungan ekonomi yang bisa didapat dari industri cheat, sehingga persaingan antara pengembang cheat dan anti-cheat akan terus berlanjut.

 

Kasus pengembang cheat yang mencoba menyogok tim anti-cheat Riot menunjukkan betapa seriusnya masalah cheat dalam dunia gaming. Vanguard Anti-Cheat terus membuktikan diri sebagai penghalang utama bagi para cheater, menjaga integritas permainan Valorant dan memberikan pengalaman bermain yang adil bagi para pemainnya. Dengan kasus ini, Riot Games semakin memantapkan diri sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk menciptakan lingkungan game yang aman dari para cheater, sekaligus menunjukkan bahwa di balik sebuah game yang sukses, ada upaya luar biasa dari tim keamanan untuk melindungi integritasnya.

ROG Ally Worth It di 2024? Pengalaman Bermain God of War

Sejak peluncuran ROG Ally X di pertengahan 2024, banyak pertanyaan muncul mengenai apakah ROG Ally masih menjadi pilihan tepat untuk gamer di tahun ini. Untuk menjawab pertanyaan ini, kami melakukan pengujian langsung dengan memainkan God of War: Ragnarok, salah satu game AAA paling dinantikan, di ROG Ally. God of War adalah salah satu franchise single-player terbaik, dan dengan Ragnarok sebagai kelanjutan dari reboot sebelumnya, seri ini kini tersedia untuk platform Windows, termasuk perangkat handheld seperti ROG Ally dan ROG Ally X.

Pengalaman Bermain God of War: Ragnarok di ROG Ally

God of War: Ragnarok menghadirkan pengalaman visual dan gameplay yang memuaskan, terutama di perangkat handheld seperti ROG Ally. Dengan spesifikasi yang dimilikinya, perangkat ini menawarkan berbagai pengaturan grafis yang memungkinkan pengalaman bermain yang halus meskipun pada pengaturan rendah. Untuk pengaturan optimal, ROG Ally mampu menghasilkan kualitas gambar yang menakjubkan, meskipun frame rate mungkin menurun sedikit di beberapa adegan intensif.

Ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen Z1 Extreme, ROG Ally dalam mode Turbo mampu menjalankan game dengan performa 40-50 FPS menggunakan FSR 3.1 dalam mode Kualitas. Namun, pada beberapa lokasi, frame rate dapat turun hingga 30 FPS, yang dapat diatasi dengan memilih mode Balanced untuk meningkatkan stabilitas frame rate. Dengan fitur Frame Generation, frame rate dapat meningkat lebih jauh, mencapai hingga 60-80 FPS tergantung pada area permainan dan metode upscaling yang dipilih.

Pengaturan Grafis Optimal untuk ROG Ally dan ROG Ally X

Agar pemain mendapatkan keseimbangan terbaik antara kualitas visual dan performa, pengaturan berikut ini direkomendasikan:

  • Resolusi: 1920×1080 (resolusi native layar ROG Ally) memberikan tampilan yang tajam tanpa membebani kinerja secara berlebihan.
  • Frame Generation: Aktif. Teknologi ini menambahkan frame tambahan di antara frame yang dirender untuk menghasilkan pengalaman bermain yang lebih halus.
  • Scaling Method: AMD FSR 3.1, yang merender game pada resolusi lebih rendah dan melakukan upscaling dengan FidelityFX Super Resolution untuk menjaga performa tanpa mengorbankan kualitas gambar.
  • Upscaling Quality: Quality atau Balanced. Mode Quality menawarkan keseimbangan optimal antara frame rate dan visual, sementara mode Balanced menghasilkan frame rate yang lebih tinggi.
  • Textures: High, dengan syarat minimal 6GB VRAM, untuk menghasilkan detail tekstur yang tajam.
  • Models: Medium, yang menampilkan objek dengan kualitas baik tanpa mengurangi performa.
  • Anisotropic Filter: Ultra, guna meningkatkan tampilan tekstur dari sudut atau jarak jauh.
  • Lighting: High, memberikan pencahayaan yang realistis tanpa mengorbankan performa.
  • Shadows: Low, agar efek bayangan tetap terlihat memadai tanpa mengurangi FPS terlalu signifikan.
  • Reflections: Medium, untuk refleksi yang realistis tanpa membebani kinerja.
  • Atmospherics: Medium, memberikan efek kabut yang lebih hidup.
  • Ambient Occlusion: Medium, menambah kedalaman visual di antara objek.
  • Tessellation: Medium, agar objek 3D tampak lebih nyata.

Asus ROG merekomendasikan pengaturan ini, namun gamer masih bisa bereksperimen untuk menemukan konfigurasi terbaik sesuai selera masing-masing.

ROG Ally Layak di 2024?

Setelah mencoba God of War: Ragnarok di ROG Ally, kami menemukan bahwa perangkat ini menawarkan pengalaman gaming yang impresif dan responsif untuk game AAA. Tanpa harus terhubung dengan pengisian daya, ROG Ally tetap memberikan performa yang memadai dengan pengaturan grafis yang fleksibel. Pengalaman visual pada layar kecilnya tetap memukau dan nyaman bagi gamer yang sering berpergian.

Dengan kemampuan untuk mengatur pengaturan grafis, ROG Ally memungkinkan pemain menyesuaikan pengalaman bermain sesuai preferensi masing-masing, menjadikannya pilihan yang layak bagi para gamer yang ingin menikmati game berkualitas tinggi tanpa harus membeli PC gaming mahal. Layar yang cukup lebar, performa stabil, dan kontrol yang responsif memberikan pengalaman bermain yang intens dan imersif.

Jadi, apakah ROG Ally masih worth it untuk dibeli di 2024? Berdasarkan pengujian kami dengan God of War: Ragnarok, jawabannya adalah ya! ROG Ally mampu memberikan pengalaman gaming premium dalam bentuk genggaman tangan. Dengan perangkat ini, gamer kini dapat menikmati dunia God of War yang penuh petualangan kapan saja dan di mana saja.

Bersiaplah untuk menemani Kratos dalam petualangan serunya, dengan ROG Ally di genggaman tanganmu!

Exit mobile version